ATTAR SAVING MODE
Energy Saving Mode Using CSS3

Move your mouse to go back to the page!
Gerakkan mouse anda dan silahkan nikmati kembali posting kami!

Copyright * Maret 2012 * attarperdana.blogspot.com - All rights reserved

Rabu, 14 September 2011

MANAJER DAN LINGKUNGAN ORGANISASI

Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lingkungan sangat dinamis. Pengaruh perubahan tersebut sangat besar terhadap aktifitas-aktifitas orrganisasi dalam rangka mencapai sasaran-sasaran organisasi yang telah ditetapkan. Kemampuan manajer untuk mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mengdiagnosa, dan berreaksi atau tanggap terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi sangat diperlukan untuk mempertahankan keberadaaan dan mengembangkan organisasi.

Lingkungan eksternal adalah semua kejadian di luar perusahaan yang memiliki potensi untuk mempengaruhi perusahaan. Lingkungan eksternal dicirikan oleh tiga karakterisitik yaitu perubahan lingkungan, kompleksitas dan ketersediaan sumber-sumber lingkungan, yang akan mempengaruhi ketidakpastian lingkungam. Ketidakpastian lingkungan yaitu sampai seberapa jauh mananjer dapat memahami atau memperkirakan perubahan dan kecenderungan lingkungan akan mempengaruhi usaha mereka.

Perubahan lingkungan adalah kecepatan dari perubahan lingkungan umum (makro) dan lingkungan khusus (mikro) perusahaan. Lingkungan yang stabil adalah tingkat perubahan lingkungan yang lambat, sedangkan lingkungan dinamis adalah tingkat perubahan lingkungan yang cepat. Meskipun kelihatannya perusahaan akan berada pada lingkungan yang stabil atau dinamis, penelitian menunjukkan perusahaan seringkali berada dalam lingkungan eksternal yang stabil maupun dinamis. Dalam suatu periode tertentu perusahaan berada dalam lingkungan esternal yang stabil dan kemudian berubah menjadi berada pada lingkungan yang dinamis. Kondisi ini menuntut keahlian manajer untuk bisa melakukan penyesuaian.
Sejauh mana perhatian manajer terhadap lingkungan ditentukan oleh kompleksitas lingkungan yaitu jumlah faktor-faktor eksternal di dalam lingkungan yang mempengaruhi organisasi. Lingkungan sederhana adalah suatu lingkungan dengan sedikit faktor-faktor lingkungannya. Lingkungan kompleks adalah suatu lingkungan dengan bermacam-macam faktor lingkungan.
Ketersediaan lingkungan adalah tingkat dimana lingkungan eksternal organisasi memiliki kelimpahan atau kelangkaan sumber-sumber kritis organisasi. Semakin besar tingkat perubahan lingkungan dan kompleksitas lingkungan serta semakin rendah ketersediaan sumber-sumber lingkungan, maka semakin rendah keyakinan manajer bahwa mereka dapat memahami dan memperkirakan kecenderungan yang mempengaruhi usaha mereka.
Lingkungan eksternal organisasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro.
Lingkungan makro merupakan lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kegiatan organisasi, meliputi :
· Kondisi ekonomi
· Kondisi sosial budaya
· Kondisi politik dan hukum
· Kondisi teknologi
· Kondisi lingkungan alam
· Kondisi dimensi internasional

Lingkungan mikro merupkan lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan organisasi, meliputi :
· Pelanggan
· Pemasok
· Pesaing
· Pembuat Peraturan/Pemerintah
· Serikat Pekerja
· Lembaga Keuangan


1.1. LINGKUNGAN MAKRO DAN MIKRO ORGANISASI

Lingkungan umum atau makro terdiri atas faktor-faktor sebagai berikut :
1) Kondisi ekonomi, faktor-faktor ekonomi seperti inflasi, deflasi, kebijakan-kebijakan moneter, devaluasi, suku bunga, kebijakn fiskal, harga yang berlaku, deregulasi, keseimbangan neraca pembayaran dapat mempengaruhi biaya-biaya yang ditimbulkan dalam kegiatan ekonomi, sehingga manajer perlu memahami faktor-faktor tersebut.
2) Kondisi Sosial-Budaya, faktor-faktor sosial-budaya seperti sikap, pandangan, nilai-nilai yang dianut dan kepercayaan yang terbentuk oleh variabel pendidikan, demografis, tradisi, agama, ethnis/suku, geografis, yang dapat mempengaruhi sikap masyarakat yang akan menentukan kegiatan-kegiatan organisasi.
3) Kondisi Politik & Hukum, faktor-faktor politk dan hukum seperti kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, peraturan dan perundang-undangan serta kegiatan pemerintah sebagai konsumen, penyedia dan pesaing dapat mempengaruhi bagaimana organisasi harus melakukan aktifitas-aktifitasnya.
4) Kondisi Teknologi, tingkat kemajuan teknologi yang ditandai inovasi teknologi di bidang produk, produksi dan operasi sangat mempengaruhi tingkat persaingan dalam bisnis sehingga manajer harus memahami perkembangan teknologi dan inovasi.
5) Kondisi Lingkungan Alam, menghargai kondisi lingkungan alam serta perlindungan dan pemanfaatan alam secara bijaksana kini semakin menjadi perhatian dan tuntutan masyarakat dunia. Pemikiran sustainable development menjadi perhatian banyak kegiatan bisnis masa sekarang, yang menuntut manajer memahami peraturan dan tekanan masyarakat peduli lingkungan dan pencegahan yang harus dilakukan dengan pedoman 3R (Reduce the number of parts, Reuse the number of parts, Recycle the number of parts).
6) Kondisi Dimensi Internasional, faktor-faktor internasional seperti politik dunia, ketergantungan ekonomi, pengaruh nila-nilai dan sikap hidup serta transfer teknolosi, menuntut manajer untuk mampu menganalisa dampaknya terhadap kegiatan organisasi dan tanggap menghadapinya.



Lingkungan khusus atau mikro terdiri atas faktor-faktor sebagai berikut :
1) Pelanggan, faktor sikap dan perilaku pelanggan dipengaruhi oleh persepsi dan preferensi mereka. Manajer perlu memahami kondisi pasar yang sangat dipengaruhi harapan dan keinginan serta kebutuhan konsumen untuk bisa merebut pasar sasaran.
2) Pemasok, kebutuhan sumber-sumber daya organisasi untuk memenuhi kebutuhan bahan mentah, bahan pembantu, pelayanan, energi dan peralatan bergantung pada penyedia atau pemasok dan kesediaan sumber-sumber. Manajer perlu memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan pemasok dan kesediaan sumber-sumber untuk menjaga kebutuhan sumber daya organisasi.
3) Pesaing, pemahaman arena persaingan, sifat persaingan serta kekuatan dan kelemahan pesaing memungkinkan perusahaan untuk dapat mempergunakan kemampuannya bersaing secara efektif dan efisien.
4) Pembuat peraturan, peranan pemerintah sebagai pembuat peraturan mempengaruhi tindakan-tindakan yang dapat diambil organisasi, seperti peraturan pendirian usaha dan hal-hal yang berkaitan dalam kegiatan usaha yang harus dipatuhi, prosedur perizinan dan pembatasan sebagai upaya perlindungan masyarakat dan pembangunan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
5) Serikat Pekerja, perkembangan serikat pekerja yang berkaitan dengan adanya tuntutan-tuntutan karyawan terhadap perusahaan sangat mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang dapat diambil manajer dalam organisasi.
6) Lembaga keuangan, kebuthan perusahaan terhadap tambahan modal dari lembaga-lembaga keuangan untuk memperluas usaha semakin besar. Manajer perlu memahami pentingnya menjalin hubungan baik dengan lembaga-lembaga keuangan untuk memperluas usaha semakin besar. Manajer perlu memahami pentingnya menjalin hubungan baik dengan lembaga-lembaga keuangan dengan mengerti tentang prosedur perbankkan, mampu membuat transaksi berharga, membuat pembukuan yang akurat serta memiliki jaminan yang diperlukan.


1.2. LINGKUNGAN INTERNAL
Lingkungan internal adalah kejadian dan kecenderungan dalam suatu organisasi yang mempengaruhi manajemen, karyawan dan budaya organisasi. Budaya organisasi adalah nilai-nilai, keyakinan, dan sikap yang berlaku di antara anggota organisasi. Budaya organisasi seringkali diciptakan oleh pendiri perusahaan, kemudian dipertahankan dengan cara memberitahukan riwayat organisasi dan merayakan kepahlawanan organisasi. Penelitian menunjukkan bahwa budaya organisiasi berkaitan dengan keberhasilan organisasi. Budaya organisasi yang berhasil didasarkan pada kemampuan untuk menyesuaikan diri, keterlibatan, misi yang jelas dan kemantapanatau konsistensi. Keberhasilan budaya organisasi membantu perusahaan mencapai pertumbuhan penjualan, pengembalian modal, keuntungan, mutu dan kepuasan karyawan yang lebih tinggi.
Kemampuan menyesuaikan diri adalah kemampuan untuk mengenali dan menanggapi perubahan lingkungan organisasi. Nilai-nilai organisasi yang lama dan dirasa perlu untuk diganti menuntut kemampuan karyawan dan manajemen untuk bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Pada budaya yang mendorong keterlibatan karyawan lebih tinggi dalam pengambilan keputusan, akan menyebabkan karyawan memiliki rasa kepemilikan dan tanggung jawab lebih besar.
Visi perusahaan merupakan maksud atau alasan mengapa perusahaan didirikan. Dalam budaya organisasi, memiliki visi yang jelas dan tujuan serta arah strategis organisasi yang terlihat jelas bagi setiap karyawan organisasi akan mengarahkan manajer dan karyawan untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan melalui diskusi, keputusan dan perilaku karyawan yang searah dengan visi dan tujuan serta arah strategis organisasi ysng jelas.
Budaya organisasi yang konsisten merupakan budaya organisasi yang kuat yang akan mendorong setiap karyawan untuk mampu dan terdorong terlibat mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam organisasi sehingga mereka berkeinginan untuk selalu belajar mengatasi masalah. Pengganti perilaku, penambahan perilaku dan perubahan benda-benda perlambang organisasi adalah cara-cara yang dapat dilakukan oleh manajer untuk memulai perubahan budaya organisasi.


1.3. ETIKA MANAJERIAL DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Tindakan yang etis dari seorang manajer akan berdampak positif bagi orang lain di tempat kerja maupun manfaat sosial bagi masyarakat dan bagi organisasi secara keseluruhan. Seorang manajer yang tidak dapat bertindak etis akan mempersulit organisasi untuk bertindak secara moral dan sosial yang dapat diterima. Seorang manajer dituntut untuk bisa bertindak berdasarkan etika manajerial dalam organisasi. Meskipun demikian kenyataannya tindakan yang dikatakan etis oleh suatu kelompok sementara kelompok lain menyatakan sebagai tindakan tidak etis. Dalam dunia nyata apa pun keputusan manajemen, seseorang atau sekelompok akan merasa kecewa dengan keputusan itu. Sehingga sangat penting bagai manajer untuk membuat keputusan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi etika manajerial. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan etis dalam manajemen yang dapat menjadi pertimbangan manajer. Pertimbangan yang akan mengarahkan pada keputusan yang lebih etis dengan melihat lebih banyak faktor yang mendukung keputusan sebagai tindakan etis (perilaku etis).
Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai yang menegaskan benar dan salah bagi seseorang atau suatu kelompok. Perilaku etis merupakan perilaku yang memenuhi prinsip-prinsip benar dan salah yang telah diterima masyarakat. Prinsip benar dan salah mencerminkan suatu keadaan yang boleh dan tidak boleh dilakukan yang menjadi nilai-nilai yang berlaku dan diterima di dalam masyarakat. Perilaku manajemen yang tidak etis terjadi bila manajer atau karyawan melanggar prinsip-prinsip benar dan salah yang telah disepakati. Etika manajemen atau etika bisnis dapat juga dikatakam sebagai rangkaian dasar etika atau prinsip yang harus diikuti dalam menjalankan bisnis. Melakukan aktifitas bisnis yang berkaitan dengan berbagai keputusan-keputusan bisnis, harus didasarkan pada etika bisnis.

Etika manajerial ( the ethics of manager) adalah :
keputusan manajemen dan kegiatan organisasi yang berdasarkan pada nilai-nilai atau standar moral yang dianggap baik dan luhur dalam lingkungannya dan masyarakat.

Perilaku etis terjadi bila manajer dan karyawan mengikuti prinsip dan nilai-nilai yang disepakati. Manajer dapat memberikan contoh untuk melakukan perilaku etis dengan menetapkan standar menyangkut penggunaan sumber daya organisasi untuk kepentingan perusahaan daan bukan kepentingan pribadi, menangani informasi secara jujur dan rahasia, tidak menggunakan wewenang mereka untuk mempengaruhi orang lain melakukan perilaku tidak etis, tidak membuat kebijakan yang tidak sengaja membuat karyawan berperilaku tidak etis dengan menetapkan tujuan yang masuk akal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi etika manajerial sebagai berikut :

1) Manajer secara pribadi, pengaruh keluarga, nilai-nilai dan agama serta kebutuhan dan standar pribadi akan menentukan tindakan etis dari manajer pada situasi-situasi tertentu.

2) Organisasi, mempengaruhi etika manajerial berdasarkan kebijaksanaan, aturan, perilaku atasan dan perilaku rekan sekerja yang dapat mendukung dan mendorong tumbuhnya budaya organisasi sehingga mempengaruhi perilaku etis manajer dan karyawan.

3) Lingkungan luar, seperti peraturan pemerintah, norma dan nilai masyarakat serta keadaan industri atau pesaing mempengaruhi perilaku mereka dalam organisasi.
Tanggung jawab sosial merupakan hal penting yang semakin mendapat perhatian dari berbagai elemen dalam masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan berarti suatu pengakuan dari perusahaan bahwa keputusan bisnis dapat mempengaruhi individu dan kelompok masyarakat serta lingkungan.

Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility ) adalah
Manajemen mempertimbangkan dampak hukum, etika, sosial dan ekonomi dalam membuat keputusan-keputusan yang etis atau;
Kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan, mengambil keputusan dan melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat.


SUMBER
http://data.tp.ac.id/dokumen/manajemen-dan-lingkungan-eksternal-mikro-dan-makro
http://qoronizumalin.blogspot.com/2010/11/manajemen-dan-lingkungan-eksternal.html

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE-Yogyakarta
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga. Jakarta
Williams, Chuck. 2001. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Salemba Empat. Jakarta